Detikcom: Kendala Indonesia dalam Wisata Halal
TRAVEL NEWS
Kendala Indonesia dalam Wisata Halal
Jakarta - Sebagai salah satu negara Muslim terbesar di dunia, tidak menjadikan Indonesia mudah mewujudkan wisata halal. Ternyata ada beberapa kendala. Apa saja?
Indonesia tidak hanya kaya akan alam dan budayanya. Namun juga memiliki populitas Muslim besar di dunia. Sebagai negara dengan beragam destinasi halal, ternyata Indonesia masih punya banyak kendala.
"Kendala paling besar kenapa kita masih belum menjadi tujuan utama wisata Muslim dunia adalah karena kita kalah dari faktor promosi dan branding," ungkap Ananto Pratikno, Ketua DPW ATHIN Jakarta dalam jumpa media di Gedung Twink Jakarta, Jumat (4/5/2018).
Ananto mengakui bahwa dari branding dan promosi Wonderful Indonesia itu sangat bagus dan sudah dikenal dunia. Namun tidak dengan wisata halalnya Indonesia.
"Logo Wonderful Indonesia sudah dikenal oleh dunia karena Kemenpar giat untuk promosi. Namun itu hanya Indoesia secara keseluruhan, tidak dengan wsiata halalnya. Hingga dunia hanya tahu bahwa Indonesia hanya punya alam yang cantik, tidak dengan wisata halalnya," ujarnya.
Tidak hanya dari segi promosi dan branding wisata halal, sumber daya manusia (SDM) Indonesia juga tidak siap untuk menyambut para turis yang datang.
"Misalnya kita ingin meyambut tamu dari Middle East, China, ataupun negara lainnya, kendala utama kita adalah SDM yang mampu berkomunikasi dengan bahasa asing sangat kurang. Bagaimana kita mau mengambil hati mereka saat kita tidak paham dengan bahasa ibu mereka?" kata Ananto.
Ananto mengakui bahwa ATHIN Indonesia sedang banyak belajar dari negara-negara Muslim lain tentang pengembangan wisata halalnya. Dia pun memberikan contoh cara negara Malaysia mengembangkan wisata Muslimnya.
"Malaysia mempunyai sasaran wisata halalnya untuk turis dari Middle East. Mereka mempelajari bagaimana tingkah laku, kebiasaan dan kebutuhan mereka untuk liburan. Kalau dari segi promosi wisata halal kita akui Malaysia unggul dan mau mengeluarkan budget yang tidak sedikit," jelasnya.
Sesuai target Kemenpar bahwa pada 2019, Indonesia menjadi negara pertama untuk tujuan wisata Muslim. ATHIN pun siap membantu dan berusaha meningkatkan beragam promosi dan paket wisata mereka.
"ATHIN juga punya target yang sama dengan Kemenpar. Kita bertekad mengalahkan Malaysia dan menjadi juara di bisnis wisata halal," tutup Ananto.
(sym/aff)
Indonesia tidak hanya kaya akan alam dan budayanya. Namun juga memiliki populitas Muslim besar di dunia. Sebagai negara dengan beragam destinasi halal, ternyata Indonesia masih punya banyak kendala.
"Kendala paling besar kenapa kita masih belum menjadi tujuan utama wisata Muslim dunia adalah karena kita kalah dari faktor promosi dan branding," ungkap Ananto Pratikno, Ketua DPW ATHIN Jakarta dalam jumpa media di Gedung Twink Jakarta, Jumat (4/5/2018).
Baca juga: Ini yang Dicari Turis Muslim di Indonesia
|
Ananto mengakui bahwa dari branding dan promosi Wonderful Indonesia itu sangat bagus dan sudah dikenal dunia. Namun tidak dengan wisata halalnya Indonesia.
"Logo Wonderful Indonesia sudah dikenal oleh dunia karena Kemenpar giat untuk promosi. Namun itu hanya Indoesia secara keseluruhan, tidak dengan wsiata halalnya. Hingga dunia hanya tahu bahwa Indonesia hanya punya alam yang cantik, tidak dengan wisata halalnya," ujarnya.
Tidak hanya dari segi promosi dan branding wisata halal, sumber daya manusia (SDM) Indonesia juga tidak siap untuk menyambut para turis yang datang.
"Misalnya kita ingin meyambut tamu dari Middle East, China, ataupun negara lainnya, kendala utama kita adalah SDM yang mampu berkomunikasi dengan bahasa asing sangat kurang. Bagaimana kita mau mengambil hati mereka saat kita tidak paham dengan bahasa ibu mereka?" kata Ananto.
Baca juga: Seperti Apa Gaya Traveler Muslim Indonesia?
|
Ananto mengakui bahwa ATHIN Indonesia sedang banyak belajar dari negara-negara Muslim lain tentang pengembangan wisata halalnya. Dia pun memberikan contoh cara negara Malaysia mengembangkan wisata Muslimnya.
"Malaysia mempunyai sasaran wisata halalnya untuk turis dari Middle East. Mereka mempelajari bagaimana tingkah laku, kebiasaan dan kebutuhan mereka untuk liburan. Kalau dari segi promosi wisata halal kita akui Malaysia unggul dan mau mengeluarkan budget yang tidak sedikit," jelasnya.
Sesuai target Kemenpar bahwa pada 2019, Indonesia menjadi negara pertama untuk tujuan wisata Muslim. ATHIN pun siap membantu dan berusaha meningkatkan beragam promosi dan paket wisata mereka.
"ATHIN juga punya target yang sama dengan Kemenpar. Kita bertekad mengalahkan Malaysia dan menjadi juara di bisnis wisata halal," tutup Ananto.
(sym/aff)
0 Response to "Detikcom: Kendala Indonesia dalam Wisata Halal"
Post a Comment