-->

Workshop Digital Marketing

Muhammad Reza Prasojo: PERBANDINGAN NEGARA DENGAN WAJIB MILITER (KORSEL) DAN TIDAK WAJIB MILITER (INDONESIA) 2014


LAPORAN PENELITIAN 2014

PERBANDINGAN NEGARA DENGAN WAJIB MILITER (KORSEL) DAN TIDAK WAJIB MILITER (INDONESIA)

Nama: Muhammad Reza Prasojo
Nomor NISN: 01.02.0123

SL 8 Plutonium
Sekolah Alam Inndonesia
Mei 2014

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN 2014
Judul Penelitian : PERBANDINGAN NEGARA DENGAN WAJIB
MILITER (KORSEL) DAN TIDAK WAJIB              
MILITER (INDONESIA)
Bidang Penelitian        : IPS
Peneliti                            :
a. Nama Lengkap                     : Muhammad Reza Prasojo
b. Nomor Induk                         : 01.02.0123 
c. Kelas                                   : 8 Plutonium
d. Nomor HP                           : 087782802056
e. Alamat surel (e-mail)           : muhammad.reza.prasojo@gmail.com
Lama peneliti keseluruhan   : 6 bulan
Tahun pelaksanaan               : 2014
Total biaya penelitian            : ---
Jakarta, 23 Mei 2014
Peneliti,
Muhammad Reza Prasojo
01.02.0123
Menyetujui,
Guru Kelas, Guru Pembimbing,


(Ainun Nurul Fitriyah, S.TP)       (Alif Friendy.K) 
            Mengetahui,
Kepala Sekolah

      (Budi Setiawan, S.Si)
BAB I
    PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di abad modern ini, fakta menunjukan bahwa ada beberapa negara yang membuat undang-undang yang mewajibkan negaranya untuk mengikuti wajib militer. Negara-negara tersebut antara lain Korea Selatan, Korea Utara, Singapura dan lain-lain.
Hal tersebut di mungkinkan karena keadaan negara tersebut dalam keadaan negara perang dan meraka memerlukan warga negara mereka untuk wajib militer. Bisa juga karena kurang minat nya warga negara-negara tersebut untuk menjadi tentara.
Dari data sensus penduduk warga negara Singapura adalah ± 4.353.893 dengan jumlah  tentara sekitar 1.25% dari jumlah penduduknya. Demikian juga negara Korea Selatan dengan jumlah penduduk ± 48.598.175 dan jumlah tentara 1.42% Sedangkan Indonesia, warga Negara berjumlah ± 250.000.000 dan jumlah tentara mencapai 0.14% dari jumlah penduduknya.

B. Tujuan
  • Ingin mengetahui alasan di lakukan wajib militer.
  • Ingin mengetahui perbandingan seberapa kuat negara yang menggunakan wajib militer dan negara yang tidak menggunakan wajib militer.
  • Ingin mengetahui efek dari wajib militer

C. Hipotesa
Dugaan peneliti, wajib militer memang dibutuhkan untuk negara yang membutuhkan tentara atau negara yang kondisinya sedang keadaan perang (contoh: Korsel vs Korut)
BAB II
STUDI PUSTAKA

  • A. WAJIB MILITER
  1. 1. Pengertian
Wajib militer atau seringkali disingkat dengann wamil adalah kewajiban bagi seorang warga negara berusia muda, biasanya antara 18-27 tahun untuk menyandang senjata dan menjadi anggota tentara dan mengikuti pendidikan militer guna meningkatkan ketangguhan dan kedisiplina. Wamil biasanya diadakan guna untuk meningkatkan kedisiplinan, ketangguhan, keberanian dan kemandirian yang biasanya diadakan wajib untuk lelaki. Warga wanita biasanya tidak diharuskan wamil, tetapi ada juga negara yang mewajibkan wamil bagi warga Negara wanita, seperti di IsraelKorea Selatan dan Suriname.[1]  Mahasiswa juga biasanya tidak perlu ikut wamil. Beberapa negara juga memberi alternatif tugas nasional (layanan alternatif) bagi warga yang tidak dapat masuk militer karena alasan tertentu seperti kesehatan, alasan politis, atau alasan budaya dan agama.
Pada masa kini, wamil tergolong kontroversial, karena adanya penolakan, terutama pemerintahan yang tidak disukai oleh beberapa pihak dan tergolong pelanggaran terhadap hak individual HAM (Hak Asasi Manusia). Orang-orang yang masuk wamil dapat menghindarinya dengan meninggalkan negaranya.

  1. 2. Sistem

Isu wamil sejak 2008 memang sedang menghangat. Isu menghangat tatkala bermunculan opini-opini pro dan kontra bahkan ada yang skeptis dengan isu ini, maklumlah awam dan memang sistem wamil ini sudah pudar dibanding masa orba. 
Jadi, kita akan mencoba menganalisanya dari sudut masyarakat sipil (seperti saya) tanpa berpihak kepada pro dan kontra, karena isu ini masih sekedar wacana Kemenhan dan belum dibahas DPR. Baru RUU Kamnas (Keamanan Nasional) seperti ISA Internal Security Act ) di Malaysia dan Singapura yang sedang masa uji publik/solialisasi karena banyak yang khawatir akan seperti orba.[2]
`

  1. 3. Mekanisme

Salah satu contoh paling penting yang dapat menumbuhkan rasa persatuan di antara warga Indonesia adalah isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Dengan adanya wajib militer diharapkan semua warga yang berbeda suku, agama, ras dan antar golongan akan tergugah semangat persatuannya dan bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memang pantas untuk menyandang gelar Unity In Diversity sesuai dengan falsafah Bhineka Tunggal Ika yang selama ini sadar atau tidak hanya menjadi wawasan semu belaka dalam buku buku pelajaran sekolah dan kehidupan sehari hari.[3]


  • B. KOREA SELATAN
  1. 1. Pemerintahan
       Negara Korea Selatan seperti yang diketahui banyak orang memiliki hubungan kurang baik dengan saudaranya sendiri Korea Utara. Penerapan wamil oleh pemerintahan Korea Selatan selain sebagai salah satu cara untuk melindungi negaranya juga sebagai pembuktian akan kecintaan para warganya pada Negara tersebut.
Wajib militer seperti namanya wajib dilakukan oleh para pemuda Korea Selatan pada usia minimal SMA maksimal umur 30 tahun. 

  1. 2. Kebudayaan
Korea Selatan dan Korea Utara memiliki kebudayaan yang sama, namun perpecahan Korea pada tahun 1945, masing-masing negara telah mengembangkan beragam bentuk kebudayaan kontemporer yang berlainan jenis dan bentuk. Secara sejarah, kebudayaan Korea dipengaruhi oleh kebudayaan dari China, namun Korea Selatan mampu mengembangkan identitas budaya yang unik, menarik dan berbeda dari yang lain.

  • C. INDONESIA
  1. 1. Pemerintahan
Indonesia pernah mengalami wajib militer pada tahun 1942 salah satu terbentuknya wajib militer adalah tentara PETA yang di buat ketika penjajahan Jepang. Tujuan tentara PETA untuk mengimbai tentara sekutu seperti Inggris, Belanda dan Amerika, selain itu untuk membangkitkan partiopisme terhapad warga Indonesia.
Ketika PETA lahir, mereka melakukan proses rekruitmen. Dan yang masuk dalam tentara PETA saat itu adalah kalangan pelajar, pemuda dan ulama. Cara merekuitmennya warga di datangi oleh ketua militer yang membawakan surat yang berisi tentang mengikuti wamil. Sebelum meraka masuk ke camp latihan mereka mengikuti tes kesehatan untuk mengetahui kendala apa yang sedang di alami calon tentara PETA. Pendidikan di lakukan di PETA salah satunya adalah mempelajari tentang militer, taktik perang dan penggunaan senjata-senjata. 
Sementara di Indonesia, setiap adanya pembukaan untuk menjadi TNI dari tiga angkatan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Jumlahnya sering membludak. Jika yang diterima seribu orang, malah yang mendaftar sepuluh ribu orang.

  1. 2. Kebudayaan
Soekarno merupakan pemimpin besar revolusi dan panglima tertinggidalam tubuh angkatan bersenjata yang dulu masih disebut ABRI. Militer sangat berperan dalam pembentukan dan pemutusan kebijakan Negara pada saat itu. Penumpasan perlawanan-perlawanan di beberapa wilayah lebih ditekankan dengan upaya militer.


BAB III 
METODOLOGI PENILITIAN

  • A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014 dan bertempat di Sekolah Alam Indonesia, Rumah saya di Bukti Rivaria Sawangan dan Radio Harmoni 90.2 FM di Blu Plaza, Bekasi.
  • B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah buku, alat tulis, dan pertanyaan lewat whatsapps
Sedangkan Alat yang digunakan adalah: Laptop untuk mengakses internet dan menyusun laporan, handphone untuk berkomunikasi, dan hardisk/usb flashdisk untuk menyimpan data.
  • C. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian yang dilakukan adalah studi literature melalui searching informasi di internet, membaca buku dan melakukan wawancara dengan beberapa orang responden.
Berikut adalah Daftar Pertanyaan kepada responden:
  1. 1. Apa tujuan anda ke korsel?
  2. 2. Seberapa lama anda tinggal disana?
  3. 3. Apa kegiatan anda di sana?
  4. 4. Apakah di korsel ada wamil?
  5. 5. Bagaimana proses pelaksanaan dan rekuitmennya?
  6. 6. Bagaimana budaya masyarakat disana?
  7. 7. Apa lagi setelah adanya wamil?
  8. 8. Apakah ada perbedaan seorang lelaki setelah mengikuti wamil?
    BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil bacaan yang saya baca, Saya menemukan ada sisi yang sama.
Contoh:
 1. Indonesia akan memiliki warga negara yang siap berperang.
2. Indonesia akan kembali menjadi macan asia
3. mengurangi manusia yang manja dantidak tahan banting
4. membidik dan mengembangkan pemuda-pemudi indonesia yang memiliki sifat dan sikap displin.
Sisi positifnya korea selatan mempunyai wajib militer
1.Disiplin
2. Mandiri
3. Mempunyai warga Negara yang siap perang

  1. 1. Apa tujuan anda ke korsel?
  • - Kuliah
2. Seberapa lama anda tinggal disana?
  • - 10 hari
  • - 3. Apa kegiatan anda di sana?
  • - Travelling ke Korea
4. Apakah di korsel ada wamil?
Ada 
  • - Bagaimana proses pelaksanaan dan rekuitmennya?

  • - Bagaimana budaya masyarakat disana?

  • - Apa lagi setelah adanya wamil?
…..
  • - Apakah ada perbedaan seorang lelaki setelah mengikuti wamil?
…..


BAB V
KESIMPULAN
Mungkin wamil di butuhkan di Indonesia. Karena di Indonesia banyak sekali tawuran antar pelajar. Agar pemuda-pemuda sekarang bisa disiplin, mandiri dan bisa menahan emosi.


Daftar pustaka




0 Response to "Muhammad Reza Prasojo: PERBANDINGAN NEGARA DENGAN WAJIB MILITER (KORSEL) DAN TIDAK WAJIB MILITER (INDONESIA) 2014"

Preview Sikit laaah

“unstoppable 7”

7 hal yang perlu dijaga dan tidak boleh diintervensi oleh orang lain and you will be unstoppable, reaching high for your success: 1. Mindset...

Iklan Tengah Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan apa ini....