100 Cerita Perjalanan Ananto: Romantisnya St. Helen, Romantisnya Tasmania
Setelah berkeliling Pulau Tasmania Yang luasnya 68.300 km persegi atau kira-kira seperempat Pulau Jawa selama sepekan, terkesan bahwa pemda setempat begitu profesional menjual industri pariwisatanya.
Meski sebuah pulau, dengan penataan yang sungguh-sungguh, semua potensi wisatanya tergali dan bernilai jual.
Mereka memelihara peninggalan bersejarah, mengembangkan potensi kekayaan alam yang terdiri dari pantai, sungai, gunung, danau sampai dengan penyediaan sarana dan prasarana pariwisata seperti hotel, motel, promosi ke luar negeri, paket-paket wisata,dll.
Inilah yang barangkali jadi kunci keberhasilan program pariwisata yang dirancang oleh pemerintah Negara bagian Tasmania. Dengan program Tasmania the holiday isle, mereka mampu menarik ratusan ribu wisatawan dari luar negeri. Bahkan jumlah wisatawan melebihi jumlah penduduk pulau tersebut yang hanya 471.700 jiwa. Sungguh fantastik memang .
Tak dapat dipungkiri bahwaTasmania merupakan salah satu tempat terindah berudara terbersih di dunia, karena tidak adanya polusi. Terjaganya kondisi alam menjadikan tak ada tempat tersisa yang tidak dijadikan sebagai objek wisata.
Hampir seluruh bagian dari pulau tersebut adalah objek wisata. Contohnya adalah beberapa kota tua di pulau tersebut. Berikut adalah beberapa objek wisata yang bisa dikunjungi di Pulau Tasmania:
St. Helen : Romantis
St. Helen terkenal dengan objek wisata pantainya. Tempat ini bisa ditempuh kira-kira 4 jam perjalanan dari Hobart kea rah utara. Kota kecil St. Helen menjanjikan panorama pantai dan pemandangan sebelum sampai ke kota tersebut.
Tak terbayangkan bagaimana indahnya pantai-pantai yang berliuk-liuk dan teluk-teluk kecil yang ada disekitar kota tersebut. Ketika menaiki boat yang membawa ke berbagai bagian dari pantai tersebut, terasa sejuk atau lebih tepat dikatakan dingin berputar-putar sambil tak puas-puasnya bermain-main dengan burung seagull yang jinak.
Apabila kita melemparkan kentang dan makanan yang lain ke arah segerombolan burung-burung tersebut, dengan sigapnya mereka akan menangkap makanan itu lalu terbang dan dikejar oleh teman-temannya yang ingin mendapatkan bagian.
Setelah lelah berputar-putar dengan boat, sempat juga berjalan-jalan di kota kecil St. Helen. Terlihat daerah khas pelabuhan, namun jauh dari kesan kumuh dan kotor. Daerahnya betul-betul bersih dan tenang, menikmati makan siang di sebuah café yang menghadap ke jalan dan di seberang jalan tersebut adalah pantai yang landai.
Kebetulan waktu itu saya berjalan-jalan ke daerah tersebut bersama seorang teman dari Jakarta, Oci namanya. Tak tahan melihat beberapa orang yang berpasang-pasangan, timbul niat iseng untuk menggoda teman yang manis tadi. "Ci, mau deh saya balik ke tempat ini untuk honeymoon, tapi harus sama kamu,"godaku. 'Ah, kamu ada-ada aja yang di Lampung mau dikemanain? Tapi sebenarnya sih mau juga asal….sama kamu!" Jawabnya tak mau kalah.
Terus terang saja saya tidak menyangka kalau jawabannya sep-erti itu. Memang waktu jalan-jalan ke St. Helen, kami hanya berempat, dua orang Australia. Oci dan saya sendiri. Cinta lokasi? Mungkin. Itu karena suasana Kota St. Helen yang memang indah dan romantis.
0 Response to "100 Cerita Perjalanan Ananto: Romantisnya St. Helen, Romantisnya Tasmania"
Post a Comment