100 Cerita Perjalanan Ananto: Richmond & Launceston
Beberapa hari kemudian, saya sempat berkunjung ke sebuah kota kecil dan merupakan salah satu kota tertua di Tasmania. Namanya Richmond.
Kota tersebut terkenal dengan peninggalan-peninggalan berupa bangunan-bangunan tua yang masih terjaga sampai sekarang. Beberapa bangunan peninggalan abad ke-18 masih terjaga utuh dan dijadikan objek wisata. Seperti sebuah penjara yang bernama Gaol. Simbol kepedihan para napi yang pernah "menginap" di penjara tersebut tercermin dalam keadaan penjara tersebutyang pengap dan gelap. Banyak dijumpai barang-barang yang dipakai untuk menyiksa para narapidana.
Tempat lain yang juga merupakan aset wisata bersejarah adalah beberapa bangunan gereja kuno yang berarsitektur gaya Anglikan. Masih banyak gereja tersebut yang dijadikan sebagai museum karena memang tidak banyak orang yang suka pergi ke gereja. Kemudian kami sempat berjalan-jalan menyaksikan beberapa rumah penduduk yang artistik dan berumur cukup tua. Terlihat dari gaya dan model rumah yang mengingatkan pada kastil-kastil lama di Inggris yang ditempati oleh para raja dan keluarganya.
Juga terdapat beberapa hotel-hotel tua yang masih digunakan untuk melayani tamu-tamu. Hotel-hotel tersebut memang sengaja tidak diubah, dipertahankan keasliannya sehingga mampu menarik wisatawan yang berkunjung ke kota kecil tersebut.
Setiap tahun di Kota Richmond diadakan pesta tahunan yang disebut Richmond Fair. Banyak atraksi-atraksi yang kebanyakan dipengaruhi oleh budaya Inggris, seperti perlombaan balet, musik country, badut-badut yang menghibur anak-anak, berbagai tenda-tenda yang menjual barang kerajinan tangan, souvenir, permainan anak-anak, dll.
Sungai Launceston
Launceston yang merupakan kota terbesar kedua di Tasmania didirikan tahun 1805. Menyimpan sejumlah pesona alam seperti Cataract Gorge Reserve, sebuah tempat wisata alam paduan dari indahnya sungai, tebing, jembatan gantung yang terbentang dikedua sisi Sungai Tamar bagian hulu. Di tempat itu pula terdapat sebuah kapal bermesin uap berumur ratusan tahun, M.V. Lady Stelfox yang menyusuri Sungai Tamar setiap hari yang dikhususkan untuk wisatawan. Selain itu ketika berjalan-jalan di kota yang terkenal dengan taman-taman yang indah dan gedung-gedung tua yang masih terpelihara sampai sekarang.
Kota ini juga dikenal sebagai kota kerajinan tangan yang mempunyai nilai artistik yang tinggi seperti kerajinan metal, tanah liat, seni lukis, pahat, patung, dll. Selain itu terdapat beberapa bagian kota yang terkenal seperti mall, bangunan-bangunan tua disekitar kota dan sebuah tempat wisata yang bernama Penny Royal World, semacam dunia fantasi yang menyuguhkan berbagai atraksi dan wisata ke masa lau Tasmania.
Tak jauh dari Launceston, terdapat sebuah daerah yang terkenal sebagai tempat perkebunan bunga tulip. Rasanya seperti di negeri Belanda begitu melihat hamparan bunga tulip sepanjang mata memandang. Nama daerah tersebut Wynyard. Juga terdapat sebuah mercu suar untuk kepentingan kapal-kapal barang yang melintas di Selat Bass.
Tak terbayangkan kalau daerah pertanian pun menimbulkan pesona tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Wynyard. Apel dan kacang tanah menjadi komoditas utama daerah tersebut di samping tanaman anggur.
Pemandangan pantainya pun tidak kalah menarik dimana terdapat pantai-pantai yang terjal sekitar 50 meter, karena gerusan ombak yang menghantam dinding pantai tersebut. Kombinasi daerah pertanian, perkebunan bunga tulip dan pantai yang curam inilah yang banyak menyedot wisatawan untuk dating mengunjungu Wynyard.
Kira-kira dua jam bermobil ke arah utara Launceston terdapat daerah yang terkenal dengan objek wisata burung penguin. Namanya George Town yang terkenal bagian hilir Sungai Tamar tersimpan indahnya pemandangan muara sungai tersebut dengan Selat Bass, yang memisahkan Tasmania dengan Benua Australia. Juga bisa dilihat objek wisata malam, yaitu dengan bisa dilihatnya beberapa burung penguin yang pulang kandang hampir setiap malamnya. Tempat tersebut sekaligus muara dari sungai Tamar ke Selat Bass.
Kemudian daerah Huonville, sebuah daerah di sebelah barat Kota Hobart yang terkenal dengan wisata sungai. Tersedia beberapa paket wisata menyelusuri sungai dengan menggunakan boat dengan kecepatan tinggi yang disebut devil jet. Sambil menikmati indahnya panorama sebelah kanan-kiri sungai.
Craddle Mountain
Craddle Mountain, sebuah daerah pegunungan dimana terdapat danau diatas gunung tersebut. Gunung yang selalu menjadi tujuan wisata bagi mereka yang ingin bushwalking. Setiap musim dingin, salju bertebaran disekitar gunung itu menimbulkan suatu pemandangan yang sangat menawan.
Berjalan hanya satu jam dari parkir mobil kita bisa mencapai puncak gunung tersebut dan melihat-lihat pulau Tasmania yang terdiri dari sungai yang meliuk-liuk, kota-kota kecil, hutan-hutan yang meranggas di musim dingin, dll.
Tak pelak lagi perjalanan saya selama dua bulan rasanya belum cukup untuk menyaksikan semua objek wisata di Pulau Tasmania, tetapi cukuplah untuk menikmati sebagian besar objek wisata yang ada di pulau tersebut.
Sebagai bahan perbandingan antara objek-objek wisata yang ada di tanah air sebenarnya tidak kalah, tapi dengan beberapa catatan bahwa pemerintah harus membenahi berbagai objek wisata yang ada. Memperbanyak promosi ke luar negeri dan menjaga objek wisata sebagaimana adanya, jangan sampai berubah setelah daerah tersebut terkenal. Seperti yang terjadi di Pulau Bali.
Sistem pengelolaan wisata yang profesional dan kesadaran masyarakat akan potensi alam yang indah menjadikan Pulau Tasmania sebagai salah satu tempat terindah di dunia.
Dalam hal ini peran masyarakat pun tiidak dapat dipisahkan dalam menjaga kelestarian alam dan peninggalan masa lau. Sikap yang positif yang menjadikan Pulau Tasmania menjadi terkenal sebagai objek wisata yang ditunjang oleh tingginya kesadaran masyarakat Tasmania yang mengerti betul bahwa keadaan alamnya memang bisa dijadikan untuk "hidup" mereka.
Seiring majunya perkembangan wisata muncul pula berbagai bisnis yang berkenaan dengan parwiwisata seperti hotel-hotel, restoran, perbankan, travel agency, biro iklan wisata, dll.
Ternyata dari industri pariwisata itulah masyarakat yang tinggal di pulau tersebut hidup. Berbagai hotel yang tersedia disana antara lain Hotel Sheraton Hobart, Hotel Novotel yang bertaraf internasional serta berbagai hotel kecil lainnya.
0 Response to "100 Cerita Perjalanan Ananto: Richmond & Launceston"
Post a Comment