-->

Workshop Digital Marketing

Cerita Perjalanan: Ananto di Bali bukan untuk Liburan.


Hari jumat dan sabtu tgl 7-8 Des 2007 ini saya menghabiskan waktu di pulau Dewata untuk sebuah acara partai anak muda yang sangat dinamis.

Sampai di Bali jam 11 WIT namun karena belum ada member TDA yg contact untuk dikunjungi maka sore itu hanya melihat potensi2 bisnis di Bali saja.

Acara partai anak muda yg didalamnya adalah kumpulan anak2 muda dinamis dan kritis itu dimulai jam 8 malam dan berakhir menjelang tengah malam. Banyak
pandangan saya yg berubah tentang dinamika Bali antara lain dgn adanya data bahwa 30 persen Muslim tinggal di kota Denpasar sehingga ada 2 anggota DPRD dari
partai anak muda tsb. Kami ngobrol dgn 2 anggota dewan yg tampilan sangat sederhana dan memahami bahwa banyak potensi bisnis MICE (Meeting, Incentive,
Conference and Expo) yang bisa dijalankan.

Kami menginap di Hotel Diwangkara Holiday Villa di pantai Sanur. Hotel dgn sertifikasi halal dan pantai yg sangat eye-friendly dan sangat baik untuk
kesehatan mata kita dan anak-anak.

Di pantai ini pemandangan orang2 yg berkunjung relatif sopan dibandingkan pantai Kuta yg banyak terlihat para truis bule melepas penutup bagian atas tubuhnya
dan berjemur terbalik dengan punggung diatas terbakar matahari. Sedang di pantai Sanur ini turis2 relatif lebih tua dan berbusana lebih enak dilihat.
Beberapa turis lokal berjilbab gaul banyak terlihat menikmati indahnya pagi Pantai Sanur.

Wow...bisa jualan baju renang muslimah nih di Pantai Sanur karena
sepertinya belum ada outlet atau orang yg menjualnya. Kebetulan beberapa hari yang lalu sempat ngobrol sama Pak Rony Anggono, juragan hebat baju renang
Samira, bahkan ngobrol sampe jam 2 pagi. Bisa liburan sekaligus jualan....mantap kan?
Sayang saya hanya bisa menikmati pantai Sanur hanya kira2 1 jam selama dan setelah makan pagi jam 8 WIT karean jam 9 harus cabut ke bandara untuk mengejar
pesawat jam 10 yg akan membawaku ke Jakarta.

Selama makan pagi dengan petinggi partai anak muda tsb, ada obrolan ttg bisnis recycle sumur minyak yg banyak ditinggalkan karena tidak ekonomisnya biaya
operasional. Ya ...tidak efisien jika waktu itu harga minyak hanya US$ 50 per barrel, namun sekarang dgn harga minyak US$ 80 tampaknya layak diperhitungkan
untuk mengexplorasi sumur-sumur minyak tsb. Hey...jadi ingat Pak Panggah dgn keahlian explorasi minyaknya dan potensi bisnis yg sangat besar sekali tuh,
teringat puluhan sumur2 di sepanjang sungai Brantas yg saat ini orang2 memanfaatkannya dengan mengambil minyak dengan timba ember plastik dan setiap hari
menjualnya ke penampung minyak mentah.

Alright, time to move on, jam 10 pesawat Adam Air yg saya tumpangi take off dan mendarat mulus di SOEKARNO-HATTA airport. Jam 11:15 saya telpon Mas Ipung dan
rupanya mobil soluna yg dibawanya bersama 2 orang teman yg berpenampilan khas anak muda dengan kaos distronya sudah memasuki Terminal 1 dan siap membawa saya
langsung meluncur ke Propinsi ujung Sumatera, di sana tempat lahir beta, Lampung.

0 Response to "Cerita Perjalanan: Ananto di Bali bukan untuk Liburan."

Preview Sikit laaah

“unstoppable 7”

7 hal yang perlu dijaga dan tidak boleh diintervensi oleh orang lain and you will be unstoppable, reaching high for your success: 1. Mindset...

Iklan Tengah Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan apa ini....