-->

Workshop Digital Marketing

Mereka Orang-orang Bahagia


Sudah 2 hari saya ada di Pringsewu untuk menemani Ibu yang operasi pengangkatan rahim. Selama di rumah sakit puluhan kerabat dan tetangga datang menjenguk di Rumah Sakit tempat Ibu di rawat. Mereka adalah pribadi-pribadi yang bahagia dan apabila kita baru meneriakan Kebebasan Finansial maka mereka sudah memprakteknya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Profesi kerabat hanya ada 2 yaitu petani dan pedagang. Yang petani merasakan bisa mengatur waktunya sendiri kapan pergi ke sawah dan kapan melakukan aktifitas lain. Jangan bayangkan petani konvensional dengan cangkul dan kerbau untuk membajak sawah. Sekarang cangkul hanya dipakai untuk memperbaiki pematang saja. Sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh traktor tangan yang bisa disewa untuk menggemburkan tanah sampai tanah siap tanam.
selanjutnya pasukan ibu-ibu akan datang untuk menanam benih padi yang sudah dicabut dari tempat pembenihan atau sebaran. Setelah itu ya udah tunggu aja sampai padi panen dalam 4 bulan.

Matun? Atau menyiangi rumput memang masih ada tapi rumput rupanya sudah enggan tumbuh di sekitar padi karena petani menggunakan pestisida untuk menghambat pertumbuhan rumput.
paling-paling setelah padi mulai muncul kegiatan para petani adalah nungguin padi supaya tidak dimakan burung-burung.
Sewa traktor, pupuk, ongkos tanam dan pestisida merupakan ongkos produksi yang harus mereka tanggung dan bisa menyerap 40 persen dari penghasilan panen padi. Selain itu hal terakhir adalah bagi hasil 1:6 atau 1:8 untuk para petani yang ikut memanen atau derep.
di sela-sela menunggu membajak dengan traktor atau menunggu panen total waktu sekitar 2 bulan dalam 5 bulan masa tanam, mereka tinggal melakukan tugas kontroling sambil melakukan kegiatan jual beli yang memungkinkan misalnya pupuk, arit untuk memanen dll.
Kerabat yang pedagang menjual berbagai barang dari krupuk, kayu bakar, padi, beras, pupuk, pestisida, gerabah atau keramik kampung, konfeksi pakaian sekolah, dll. Biasanya tingkat kemapanan mereka lebih tinggi daripada petani. Dan mereka ini benar-benar pebisnis jalanan yang belajar bisnis dari jalan dan mereka biasanya melakukannya hanya berdua dengan suami atau istri.

Secara kuantitatif materi memang lebih sedikit dibanding dengan pebisnis kota namun tidak pada kebebasan finansial dan waktu, buktinya selama menunggui Ibu di rumah sakit ada 5 keluarga suami istri kerabat Bapak dan Ibu yang stand by full pagi, siang, sore, malam di rumah sakit. Nggak peduli dengan bisnis mereka, paling kalau ada pesanan mereka akan 'menghilang' 1 atau 2 jam dari rumah sakit dan kembali lagi ke rumah sakit.
Sungguh bahagia mereka tinggal di kota kecil Pringsewu dengan penduduk sekitar 100 ribu jiwa, tanpa Mall, tanpa Hiburan malam, tanpa bioskop tapi sebagian rumah ada komputer yang terhubung dengan internet via telkomnet instant.
I wish I could be like them but with much higher passive income.

wassalam,
ananto from RSU Wisma Rini Pringsewu 31 Oktober 2007

0 Response to "Mereka Orang-orang Bahagia"

Preview Sikit laaah

“unstoppable 7”

7 hal yang perlu dijaga dan tidak boleh diintervensi oleh orang lain and you will be unstoppable, reaching high for your success: 1. Mindset...

Iklan Tengah Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan apa ini....